Sunday 25 January 2009

Menanam cili dalam polybag

Sayuran cili menjadi salah satu ramuan dalam kebanyakan resepi
masakan mampu hidup lebih subur didalam pasu sekiranya ditanam mengikut kaedah
penanaman yang betul.
Berikut adalah kaedah penanaman didalam pasu yang boleh dijadikan
panduan.
  • Gunakan tanah campuran yang mengandungi tiga bahagian tanah,
    satu bahagian tahi ayam reput atau kompos dan satu bahagian pasir. isikan pasu
    dengan tanah campuran tersebut sehingga 5cm dari permukaan pasu.
  • Semai terus3 atau 4 biji benih kedalam pasu sedalam 2 hingga 5
    cm. Tinggalkan hanya sepokok setiap satu dua minggu selepas menanam.
  • Siram pokok pada awal pagi dan lewat petang setiap hari kecuali pada hari hujan.
  • Tabur sebanyak satu sudu teh atau 5 gram baja di sekeliling pokok setiap minggu.
  • Gunakan juga rumput-rumput kering yang diletakkan di sekeliling
    pokok sebagai kompos semulajadi.
  • Hasil tuaian lada selalunya dapat dikutip selepas kira-kira 12
    minggu ditanam. Anggaran hasil mengikut kaedah ini adalah diantara 0.8 - 15
    kilogram sepokok.

Menanam dan memelihara kakao atau coklat

  1. Pembibitan
  • Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat
    dari tanaman yang telah cukup umur Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan
    lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok
  • Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera
    dikecambahkan
  • Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali
    sehari
  • Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan
  • Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag
2. Tanam Bibit
  • Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan
    naungan sementara sudah berumur 1 tahun
  • Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya
    tumpang sari dengan pohon kelapa
  • Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia
    ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan
  • Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat
    pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)
3. Pemeliharaan Tanaman
  • Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon
  • Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk
    dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali.
  • Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan
    vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan
    dan daunnya tumbuh tinggi dan baik.

Cara menanam timun suri

Timun suri tinggi kadar airnya. Rasanya memberikan cita rasa khas pada minuman koktail yangmenambah kesegaran. Ia terutama kaya kandungan mineral kalium dan provitamin A serta serat makanan. Zat gizi dan nirgizi yang terkandung di dalam buah timun suri dan blewah bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menyehatkan fungsi ginjal dan limpa, dan menurunkan tekanan darah.

Memperbanyak tanaman mentimun dilakukan dengan biji. Benih dapat ditanam langsung di lubang tanam sebanyak 3 benih/lubang.

Cara menanam timun suri:

1. Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan.

2.Tanah diolah dengan bajak/cangkul sedalam 30-35 cm sambil membalikkan tanah. Buat lubang tanam dengan tugal dengan jarak tanam 100 cm antar barisan dan 50 dalam barisan.

3.Tanam 2-3 benih mentimun dan tutup dengan tanah tipis, sirami permukaan bedengan. Benih akan tumbuh setelah 3-5 hari.

4. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore

5. Penyiangan dilakukan untuk membuang gulma yang ada di sekitar.

6. Buah dapat dipanen setelah 2-3 bulan.

7. Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.




Cara menanam karet

PENDAHULUAN
Tujuan utama pasaran karet (hevea brasiliensis) ndonesia adalah ekspor. Di pasaran internasional (perdagangan bebas) produk karet Indonesia menghadapi persaingan ketat. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan Kuantitas dan Kualitas produksi, dengan tetap menjaga Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).

II. SYARAT PERTUMBUHAN
- Suhu udara 240C - 280C.
- Curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun.
- Penyinaran matahari antara 5-7 jam/hari.
- Kelembaban tinggi
- Kondisi tanah subur, dapat meneruskan air dan tidak berpadas
- Tanah ber-pH 5-6 (batas toleransi 3-8).
- Ketinggian lahan 200 m dpl.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Persemaian Perkecambahan
- Benih disemai di bedengan dengan lebar 1-1,2 m, panjang sesuai tempat.
- Di atas bedengan dihamparkan pasir halus setebal 5-7 cm.
- Tebarkan Natural Glio yang sudah terlebih dulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 mg.
- Bedengan dinaungi jerami/daun-daun setinggi 1 m di sisi timur dan 80 cm di sisi Barat.
- Benih direndam POC NASA selama 3-6 jam (1 tutup/liter air).
- Benih disemaikan langsung disiram larutan POC NASA 0,5 tutup/liter air.
- Jarak tanam benih 1-2 cm.
- Siram benih secara teratur, dan benih yang normal akan berkecambah pada 10-14 hss dan selanjutnya dipindahkan ke tempat persemaian bibit.

Cara menanam jagung

I. PENDAHULUAN
Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum optimal. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan produksi tanaman jagung secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan /berkelanjutan ( Aspek K-3).

II. SYARAT PERTUMBUHAN
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl


III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A. Syarat benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).

B. Pengolahan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.

C. Pemupukan

Waktu

Dosis Pupuk Makro (per ha)

Dosis POC
NASA

Urea (kg)

TSP (kg)

KCl (kg)

Perendaman benih
-
-
-

2 - 4 cc/ lt air

Pupuk dasar
120
80
25

20 - 40 tutup/tangki
( siram merata )

2 minggu
-
-
-

4 - 8 tutup/tangki
( semprot/siram)

Susulan I (3 minggu)
115
-
55

-

4 minggu
-
-
-

4 - 8 tutup/tangki
( semprot/siram )

Susulan II (6minggu)
115
-
-

4 - 8 tutup/tangki
( semprot/siram )

Catatan : akan lebih baik pupuk dasar menggunakan SUPER NASA dosis ± 1 botol/1000 m2 dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 lt air (jadi larutan induk). Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : 1 gembor (10-15 lt) beri 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 m bedengan.

D. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan :
a. Tumpang sari ( intercropping ),
melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),
dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ):
pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) :
penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

2. Lubang Tanam dan Cara Tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40×100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25×75 cm (1 tanaman/lubang). Panen E. Pengelolaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.

2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

3. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.

4. Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

F. Hama dan Penyakit
1. Hama
a. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman. (2) tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. (3) Sanitasi kebun. (4) semprot dengan PESTONA
b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3) Semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.

2. Penyakit
a. Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3) cabut tanaman terserang dan musnahkan; (4) Preventif diawal tanam dengan GLIO

b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2) mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) Prenventif diawal dengan GLIO

c. Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan GLIO.

d. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) memotong bagian tanaman dan dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA .

e. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) GLIO di awal tanam.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

G. Panen dan Pasca Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.

2. Cara Panen
Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.

3. Pengupasan
Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.

4. Pengeringan
Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dengan mesin pengering.

5. Pemipilan
Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.

6. Penyortiran dan Penggolongan
Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas panenan.

Cara menanam kelapa sawit

PENDAHULUAN

Kelapa sawit sesuai ditanam di kawasan
tanah yang gembur, tanah liat gembur dan tanah gambut (kurang dari satu meter dalam).

Tanah gambut (lebih satu meter dalam),
tanah masam dan tanah paya adalah kurang sesuai bagi tanaman kelapa sawit. Walau
bagaimanapun dengan pengurusan sistem pengairan dan pembajaan yang sempurna, jenis-jenis
tanah ini boleh juga ditanam dengan kelapa sawit dengan jayanya.

PERLAKSANAAN KERJA

Kerja-kerja pembersihan, pembarisan dan
penanaman kacang penutup bumi dikawasan ladang hendaklah disempurnakan sebelum menanam
anak-anak pokok kelapa sawit.

Pembersihan: Kerja-kerja membersih ladang
hendaklah mengambilkira kos bunuh dan jentera, keadaan tanah (curam atau rata), hutan atau
kawasan tanam semula.


Adalah penting operasi pembersihan ladang
dijalankan serentak dengan masa anak benih dapat diperolehi dari pembekal. Jika mempunyai
tapak semaian sendiri, masa penyediaan ladang hendaklah disesuaikan dengan masa
mengeluarkan anak benih yang telah cukup matang untuk ditanam diladang. Perancangan jadual
kerja adalah amat mustahak untuk kejayaan penanaman diladang.

Pembarisan: Barisan tanaman dibuat mengikut
arah Utara-Selatan supaya pokok-pokok mendapat cahaya matahari yang maksima.

Kekacang penutup bumi: Menanam kekacang
penutup bumi dilakukan setelah kerja-kerja pembarisan selesai dilaksanakan. (Kawasan
gambut tidak perlu tanam kekacang).

Penutup bumi adalah untuk:

  • Mengawal hakisan
  • Memperbaiki status zat pemakanan dalam tanah, khususnya
    Nitrogen
  • Memelihara kelembapan tanah

Tiga jenis kekacang penutup bumi yang biasa
ditanam adalah:

  • Centrosema pubescens
  • Pueraria phaseoloides
  • Calopogonium mucunoides/caeruleum

Benih kekacang boleh dibeli dari
pembekal-pembekal swasta manakala kompos rhizobium boleh dibeli di Institut Penyelidikan
Getah Malaysia (RRIM). Kaedah ringkas menanam kekacang penutup bumi adalah seperti
berikut:

  • Umumnya campuran 10g kompos rhizobium dengan 10kg biji benih
    kekacang digunakan.
  • Campuran tersebut ditabur didalam jalur yang selari diantara
    2 barisan pokok kelapa sawit.
  • Jarak diantara jalur-jalur adalah 2 meter.
  • Contoh kadar campuran biji benih kekacang adalah seperti
    berikut:-
Kekacang Kg/ha
Centrocema pubescens 4.0
Pueraria phaseoloides 1.1
Calopogonium caeruleum 0.6
  • Baja campuran N:P:K:Mg (15:15:6:4) digunakan sebagai baja
    asas dengan kadar 56 kg/hektar.
  • Tabur baja debu Fosfat (seperti CIRP) pada kadar 560 kg
    sehektar mengikut jadual berikut:

























Umur KekacangKadar Baja Debu Fosfat
(kg/ha)
Semasa menanam (sepanjang
jalur-jalur)
112
2 bulan112
6 bulan112
8 bulan112
12 bulan112

  • Pengawalan rumpai dan serangga perosak diperlukan dengan
    mengguna racun-racun yang sesuai jika hendak memperolehi tanaman kacang yang baik.

PenanamanPenanaman: Anak benih sawit yang telah
berumur 12-15 bulan ditapak semaian adalah sesuai untuk ditanam. Kaedah ringkas penanaman
adalah seperti berikut:-

  • Lubang Tanaman disediakan 2-3 minggu sebelum menanam. Ukuran
    lubang mesti dilebihkan dari ukuran polibeg supaya penanaman mudah dijalankan. Tanah
    lapisan bawah dan lapisan atas diasingkan.
  • Taburkan 150g - 200g baja Fosfat didalam lubang.
  • Buangkan/Tanggalkan polibeg sebelum anak benih ditanam.
    Masukkan anak benih kedalam lubang yang telah disediakan.
  • Lubang dikambus dengan tanah lapisan atas dahulu dan diikuti
    dengan tanah lapisan bawah supaya buku-pangkal pokok berkeadaan sama rata dengan permukaan
    tanah.
  • Anak benih hendaklah berkeadaan tegak selepas ditanam.
  • Mampatkan tanah disekeliling pokok dengan tidak merosakan
    akarnya.
  • Masa menanam hendaklah pada musim hujan dan elakkan dari
    menanam pada musim kemarau.
  • Lazimnya, jarak tanaman yang dipilih adalah 9 meter tiga
    segi yang memberi 136 pokok pada 1 hektar. Kepadatan pokok sehektar dengan jarak tanaman
    yang berbeza adalah seperti jadual dibawah:






















Jarak Jumlah Pokok
Meter (Kaki) Hektar (Ekar)
8.5 (28) 160 (65)
8.7 (29) 148 (60)
9.0 (30) 136 (55)

  • Sulam pokok-pokok yang mati apabila menjalani pemeriksaan
    sekurang-kurangnya 6 bulan selepas menanam.

Tanaman selinganTanaman selingan

Kacang tanah, jagong dan lain-lain tanaman
kontan atau sayur-sayuran boleh ditanam sebagai selingan dalam masa tiga tahun pertama
selepas pokok sawit ditanam.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan tanaman selingan ialah:

  • Tanaman itu memberi keuntungan dalam masa tiga tahun.

  • Tanaman itu tidak memberi persaingan yang boleh menjejaskan

  • kesuburan pokok kelapa sawit dari segi zat-zat pemakanan,
    air dan cahaya matahari.
  • Ada pasaran atau mudah memasarkan hasil tanaman selingan
    itu.

Ternakan Ternakan :

Haiwan ternakan terutamanya kambing
biri-biri mempunyai potensi yang baik untuk diternakkan diladang kelapa sawit. Disamping
menambahkan hasil dari jualan ternakan, ia dapat juga mengurangkan kos pengawalan rumpai.

Untuk keterangan lanjut, sila hubungi :

Bahagian Biologi

Institut Penyelidikan

Minyak Kelapa Sawit Malaysia

Peti Surat 10620,

50720 Kuala Lumpur